"Jam tiga dini hari, sweater, dan jalanan yang gelap dan sepi …. Ada peta, petunjuk, dan Jakarta menjadi tempat yang belum pernah kami datangi sebelumnya." Mawar, hyacinth biru, dan melati. Dibawa balon perak, tiga bunga ini diantar setiap hari ke balkon apartemen Emina. Tanpa pengirim, tanpa pesan; hanya kemungkinan adanya stalker mencurigakan yang tahu alamat tempat tinggalnya. Ketika-tanpa rasa takut-Emina mencoba menelusuri jejak sang stalker, pencariannya mengantarkan dirinya kepada gadis kecil misterius di toko bunga, kamar apartemen sebelah tanpa suara, dan setumpuk surat cinta berisi kisah yang terlewat di hadapan bangunan-bangunan tua Kota Jakarta. Ini adalah kali pertama saya membaca karya penulis. Seperti layaknya menemukan menu makanan baru, yang bentukan dan kelihatannya teramat unik, yang rasanya belum bisa ditebak. Setelah dicoba makanan baru itu rasanya unik seperti bentuknya, tapi enak untuk dinikmati. Begitulah saya menggambarkan perasaan saya ketika membaca buku ini. Hal pertama yang mendorong saya membaca buku ini mungkin karena challenge dari I-Jakarta. But, walaupun saya belum pernah membaca karya Ziggy, saya pernah membaca artikel yang berisi hasil interview dengannya. Ya! Saya bisa menyimpulkan kalau Ziggy memang beda, karena beda itulah karyanya pantas mendapatkan penghargaan. Berhubung saya membaca lewat aplikasi I-Jak, saya tak dapat menggenggam dan membolak-balik tampilan cover depan dan belakang di depan wajah saya. So, saya lupa dan tanpa sengaja tidak membaca sinopsis di belakangnya terlebih dahulu. Yang pertama kali saya lakukan adalah membaca judulnya, kemudian baca daftar isi. Kamu tahu apa yang saya rasakan waktu membaca daftar isinya? Apaan sih ini? Ada babi ada ubin dan ada hal-hal yang gak jelas lainnya. Okay, but I'm still curious sama isi buku ini. Saya lanjut baca prolog yang singkat dan porsi yang sesuai dengan prolog pada umumnya. Tapi….. entah karena terlalu bodoh untuk memahami kata-kata penulis, saya pun merasa bingung di awal. Bahkan saya mengira kalau Nin adalah teman sebaya Emina. Hahaha! Baka! Saya pun lanjut untuk melahap bab 1. Bab 1 yang isinya kebanyakan babi membuat perut ini terasa aneh, geli, tapi enak. Enak dibaca maksudnya. Ini salah satu jadi keunikan dari karya penulis, dia mampu membuat sesuatu yang aneh jadi wow. Hal-hal yang bisanya jarang tersentuh dalam kehidupan saya, malah dijejelin dengan porsi yang banyak dalam buku ini, tapi enggak bikin saya mabuk malah bikin ketagihan. Mungkin emang bahasa penulis yang punya kekuatan ajaib. Eh. Oh iya, babi di bab 1 benar-benar mengalihkan fokus, sampai saya enggak sadar hal yang penting. Jadi, di bab pertama itu ada case Emina dan Mr. Stalker, tapi karena penjelasan Emina about babi thingy membuat saya jadi mikirin si babi. Eh! Nah, di bab 2 saya mulai terbiasa dengan bahasa dan pembawaan penulis. Mulai enggak kebingungan dan enggak salah fokus lagi. Saya pun mulai terbawa cerita sampai rasanya pengin sama babi, eh pengen sama Emina terus. Di bab 2 juga ada asal usul nama Emina. Yang ternyata berasal dari puisi yang indah. Saya setuju banget sih kalau karakter utama itu, setidaknya memiliki nama dengan filosofi yang kuat dan bagus. Dengan begitu karakter Emina di sini juga makin kuat. Emina si gadis yang banyak bacot, sebenarnya pintar tapi random abis, mudah bergaul sama siapa aja, seriusphobia dan dia itu super duper care banget sama lingkungan sekitarnya. Emina punya teman yang namanya Nissa, 11-12 sama Emina kalau lagi ngebacot, tapi saya rasa lebih pintar Emina deh. Lalu ada Mr. Stalker yang aneh dan unik juga macam Emina. Tapi tetap sih karakter Emina yang paling mengagumkan. Nah, selain Mr. Stalker ada juga Pak Meneer dan tiga orang anggota lainnya. Saya suka kemunculan tokoh seperti Pak Meneer, karakter tokoh orang tua atau entah yang dituakan, dan punya banyak bacaan bagus maupun kata-kata bijak yang bikin adem dan enggak kolot gitu. Sebenarnya masih ada banyak lagi tokoh yang muncul. Tapi saya enggak mau nyebutin semuanya. Tapi, bukan cuma Emina karakter yang memikat hati saya. Selain Emina, ada Suki. Suki si anak kecil yang merupakan keturunan Jepang, dia anak kecil yang pikirannya dewasa dan sangat pintar. Saya pikir seperti dulce maria dalam film carita de angel. Ahahah. Alur novel ini maju, hanya kumpulan surat-surat itu yang mungkin memaksa untuk mundur. Cukup banyak dialog antar tokohnya, namun saya rasa masih seimbang sama narasinya. Novel ini paket lengkap. Saat baca ini kamu bukan hanya senyum-senyum waktu baca bagian Emina dan Mr. Stalker lagi berinteraksi. Kamu bukan Cuma bisa ngakak waktu Emina sama Nissa lagi adu bacot. Kamu bukan hanya merasakan kehangatan keluarga, saat lihat gambaran kedekatan Emina dan trio Jompo. Kamu bukan hanya merasa sedih, waktu tau cerita masa lalu Mr. Stalker. Kamu bukan hanya merasa ingin mengangkat Suki jadi adik, karena dia terlalu pintar menyajikan teh. Tapi, kamu juga bisa melihat kisah cinta seorang Pak Meneer muda, dan kamu juga bisa melihat bagaimana gambaran Jakarta tempo dulu. Buku yang sangat komplit dan bisa membuat pembacanya jatuh cinta. Meskipun di awal sempat merasa bingung dan aneh, tapi lama kelamaan saya bisa menikmati cita rasanya. Saya suka. Fyi, buku ini saya selesaikan selama dua hari menjelang lebaran. Mungkin kalau selepas lebaran dan enggak ada kerjaan, bisa saya habiskan seharian. Saya beri 5 bintang untuk novel ini, terserah kamu mau beri berapa! Hehe! …waktu masih kecil semua orang perhatian. Tapi, begitu dewasa, sedikit demi sedikit, kamu hilang dari pandangan. bukannya menemukan orang yang bersedia menghabiskan waktu untuk mendengarkan kamu itu lebih penting daripada memaksakan diri untuk dilihat orang yang bahkan nggak peduli? everyone's damaged in their own way. ketika seseorang lelaki yang tidak dikenal memegang tanganmu dan mengajakmu berlari, berlarilah dan jangan pernah lepaskan dia. cara bertemu yang luar biasa menunjukkan kesempatan untuk mengalami sesuatu yang luar biasa. go for it. And don’t even think about it. You're stupid when you think. saya nggak tahu. Kamu juga ngga tahu. Tapi, kita nggak akan pernah tahu akhirnya kalau kita bahkan nggak memulai, kan?
0 Comments
Leave a Reply. |
mimi Fachriyahone of introvert girls who love sleeping, listening, reading and changmin. Archives
July 2021
Categories
All
Mimi's bookshelf: read
by Tere Liye
review saya http://mimichinori.weebly.com/review/buku-dikatakan-atau-tidak-dikatakan-itu-tetap-cinta-kumpulan-sajak
|