Kebaikan yang Membekas
Malam itu, tanggal 14 Maret 2022, begitu menginjakkan kaki di Stasiun Bekasi, gue disambut sama hujan yang deras banget. Kalau memilih untuk tetap stay di stasiun, gue enggak tau kapan hujan itu akan berhenti. Jadi, gaskeun saja lah. Selama ada payung ungu menemani, semua akan baik-baik saja gaes. Berjalanlah gue ditengah guyuran hujan, dibumbui dengan genangan air yang hmm cukup membuat sepatu gue basah seutuhnya, wkwkw. Karena hujannya deras banget, jadi tidak efektif kalau naik ojol, akhirnya gue pun naik angkot. Gue memilih untuk duduk di pojokan, di kursi yang biasanya bisa dipaksakan untuk 4 orang. Gue sengaja pilih pojok, karena kalau dipinggir, kemungkinan untuk terkena cipratan air di jalan bisa lebih banyak. Eh ternyata, di pojokan gue malah kena air dari atap angkot yang bocor. Hihi, Alhamdulillah makin adem ya. Tapi untungnya bocornya cuma kayak satu titik aja gitu. Perjalanan terasa lebih menegangkan sih, soalnya gue selalu merasa kurang nyaman tiap kali hujan dan gue ada di luar, bukan di rumah. Tapi Alhamdulillah ya, hujan nya perlahan mulai berkurang intensitasnya. Tapi kalau mau lihat ke luar masih samar-samar, karena kaca angkot penuh embun dan air. Walaupun begitu, gue tetep paham sih keberadaan angkot itu nyampe mana. Begitu ada seseorang yang mau turun dari angkot, menyebut nama sekolah gue dulu ''jklmn'' sebut saja begitu. Ah, enggak lama lagi nyampe rumah nih. Gue tengok dari dalam angkot, ke sekeliling jalan, loh kok nampak gelap. Emang gelap banget! Biasanya ada masjid yang kubah nya nyala, ini kubahnya juga mati dong. Terus rumah sekitar juga mati listrik. Jadi khawatir rumah gue juga mati listrik. Tapi, Alhamdulillah begitu tiba di pertigaan pom bensin sebelum rumah gue berada, listriknya sudah nyala semua, berarti rumah gue aman. Turun dari angkot, gue berusaha untuk cepat-cepat buka si payung ungu. Meskipun gitu, gue masih kalah cepat sama hujan yang membasahi jaket gue. Setelah itu siap-siap untuk menyebrang jalan. Di jalan ada 3 mobil pribadi yang berjejer, karena gue agak ngeri nyebrang di malam hari dalam kondisi hujan, gue berniat menunggu saja ketiga mobil itu lewat. Namun, setelah mobil pertama lewat, gue menemukan secercah kebaikan, yang membekas banget di hati gue. Ada seorang bapak-bapak yang motornya di depan mobil yang kedua, langsung merentangkan tangan kirinya, dan berisyarat menghentikan mobil itu, agar gue bisa lewat duluan. Ya Allah, baik banget bapaknya. Semoga bapak itu selalu dikelilingi orang-orang baik. Gue menyebrang jalan sambil agak membungkukan badan, seolah mengisyaratkan rasa terima kasih gue ke bapak itu. Semoga bapak sehat selalu ya, banyak rezeki, selalu di lindungi Allah. Jarang-jarang loh gue bisa menemukan pengendara motor yang mau mengalah, dan sekarang mulai jarang juga melihat laki-laki yang agak 'gentle'. Hehehe, maaf nih ya. Dari kejadian ini, gue bisa sedikit memetik hikmah sih. Kalau kebaikan sekecil apapun, itu pasti akan membekas di hati orang yang menerima kebaikan kita. Jadi, jangan bosyan untuk menjadi orang baik. Tapi, kalau gue masih punya catatan lagi sih, jangan bosyan berbuat baik sama orang yang tepat, kalau sama orang yang rese, kudu tetep tegas #prinsip hewhewhew. Sampai di sini dulu ya sobat. Sampai bertemu di tulisan random berikutnya. Bubye~
0 Comments
Leave a Reply. |
mimi Fachriyahone of introvert girls who love sleeping, listening, reading and changmin. Archives
March 2022
Categories |