Bismillah.
Selamat pagi kamu. Iya, kamu yang bukan jodohku #apasih Sebelumnya saya pernah memposting keraguan saya terhadap PT. X . Tetapi memang akhirnya saya memenuhi juga panggilan tes dari PT itu. 3 november yang lalu, adalah hari dimana saya tes untuk PT.X , it's my first tes to get job since i was finished my lecture. Aduh, maaf grammar nya berantakan hihihi. Tesnya di mulai jam satu siang. Jadi saya berangkat dari rumah jam sebelas. Sebelumnya saya tak mempersiapkan apapun. Kayak misalnya belajar psikotes atau memanaskan otak supaya gak kaget dengan soalnya nanti. Gak, saya gak mempersiapkan apapun. Bahkan, persyaratan untuk tes─mencetak atau print out email undangan, saya baru mencetak nya di depan kampus yang sekarang sudah jarang banget saya kunjungi. Jadi begini kronologi nya. Saya berangkat dari rumah pukul 11 siang, dengan menaiki angkot yang biasa meluncur di depan rumah. Saya memakai kerudung hitam, kemeja putih dibalut jaket hitam, rok hitam, sepatu biru dongker, dan tas ransel coklat yang as always menghias punggung saya. Setelah hampir 30 menit lebih saya tiba di terminal. Lalu saya mencetak atau print out email undangan, cv, dan surat lamaran. Padahal 1,5 jam saya tes, tapi saya yang serba dadakan baru print out. Alhamdulillah! Tukang foto copy di depan kampus buka. Setelah nge-print dan beli alat tulis. Saya langsung naik angkot selanjutnya. Baru saja saya naik angkot, hujan yang tadinya rintik menjadi deras. Membuat saya menutup kaca angkot. Sekitar 20 menitan berada di angkot kedua, saya menyadari mark yang dapat memberi petunjuk bahwa lokasi tes sudah dekat. Saya pun turun dari angkot berbasah-basahan sedikit. Setelah bayar angkot saya mencari tempat yang bisa menengahi curah hujan dan kepala saya. Sembari mencari-cari payung yang ada di dalam ransel saya. Sesudah payung melebar cantik di atas kepala, saya berjalan menuju lokasi tes. Hanya sekitar 10 langkah kaki, dan saya pun sampai di tempat. Ada kalanya kita harus SKSD sama orang yang gak kita kenal sekalipun. Seperti apa yang saya lakukan saat itu. Saya bertanya pada dua mbak mbak yang berdiri tepat di depan lokasi tes. Untuk memastikan, saya berada di tempat yang tidak salah. Singkat kata saya beberapa kali berkenalan sama mereka yang juga tes seperti saya. Tetapi begitu menelusuri usia dan tahun kelulusan mereka. Saya merasa Tua!. Hahahaha. Ruangan tes ada di lantai 2 bangunan itu. Menurut saya, bangunan itu sebesar bangunan alfam#rt dekat rumah. Karena waktu baru jam 12'an, kami diperbolehkan menunggu di lantai dua. Begitu saya menaiki lantai 2, sejauh mata memandang, lantai itu begitu berdebu, seperti kamar saya kalau gak disapu selama satu minggu. Bahkan lebih dari itu. Padahal di lantai dua cukup luas. Namun hanya ada 3ruangan di sudut-sudut lantai 2. Ruangan tes, satu ruangan lagi yang saya rahasiakan itu ruangan apa hahaha, dan kamar mandi. Sisanya hanya pelataran dengan lantai berdebu. Menakjubkan. Para peserta tes sampai bingung mau duduk di lantai tapi kotor. Mau duduk di kursi pun tak ada. Huhuhu. Seandainya ada sapu. Mungkin kami sudah bergotong royong membersihkan lantai dua. Dan, Jam 1 pun tiba, saya dan peserta lain masuk ke ruangan tes, yang mana di dalam ruangan itu ada sekitar 20'an unit komputer. Sebelumnya kami sudah memberikan ktp kami kepada mbak hrd. Dan mbak hrd nya meletakan 1 ktp di 1 meja. Kami pun dipersilahkan duduk sesuai keberadaan ktp kami. Saya duduk di dekat mbak mbak hrd yang mengawasi jalannya tes. Namanya juga manusia, kadang suka merasa kepo. Saya melirik sebentar ktp yang berada di meja sebelah saya─kebetulan mejanya memang berdekatan. Dan wow! Dia kelahiran 97~ berondong hiwhiw. Ah sudahlah gak penting. Tes pun dimulai. Otak saya mulai bereaksi. Intinya tes itu adalah tes psikotes yang terdiri dari beberapa bagian dan harus dikerjakan lewat komputer/pc yang terhubung internet. Saya sudah lama tak menggunakan otak saya untuk memikirkan soal-soal seperti itu. Membuat saya sedikit pusing. Hal yang menjengkelkan adalah ketika koneksi internetnya kacau, soal yang ada di layar mandek, ga mau beralih ke soal selanjutnya. Saking kesalnya saya enter enter aja, begitu koneksinya membaik saya sudah melompat jauh ke bagian soal yang berikutnya. Jadi, saya berpikir banyak soal yang saya kosongkan karena proses enter enter itu tadi. Bukan cuma sekali koneksi nya berhenti, membuat saya menghabiskan waktu hanya untuk menunggu koneksinya pulih. Setelah tes psikotes selesai. Ada pertanyaan yang menurut saya rasis. Hahaha "Apakah anda bersedia tidak menggunakan atribut keagamaan selama bekerja?" Wow. Ini yang rasis, saya atau yang memberikan pertanyaan tersebut?. Karena yang saya tangkap dari pertanyaan tersebut adalah, saya tidak boleh memakai kerudung selama bekerja. Tentu saja saya menjawab tidak bersedia. Memangnya PT tersebut mau nanggung kalau dosa dosa saya makin menumpuk karena lepas kerudung. Ada juga soal yang menjebak bagai ranjau di medan perang "Apakah anda bersedia jika ijazah anda di tahan?" Wow! Saya 4 tahun kuliah dan menghasilkan selembar kertas ijazah yang precious itu, lalu dengan ikhlas saya menggadaikan ijazah itu kepada mereka yang ingin memperkerjakan saya?. It's difficult choice. Saya butuh pekerjaan, tapi saya juga gak butuh orang-orang yang gak percayaan gitu, sampai harus nahan ijazah. Dan lebih menjebaknya lagi, selama bekerja tidak boleh menikah, dan jika berhenti sebelum masa kontrak habis dikenakan denda sebesar 1x gaji kalau gak salah. Intinya, saya sudah merasakan sendiri, sebagian dari pengalaman pengalaman netizen yang juga ragu-ragu terhadap pt itu. Meskipun begitu, saya adalah orang kedua yang keluar dari ruangan tes yang bikin mumed, juga lapar karena belum makan siang FYI sudah 3 minggu berlalu, saya belum mendapat panggilan tes lagi dari PT itu. tapi saya percaya, rencana Allah lebih indah dari rencana saya sendiri. じゃ、βyё βyё...φ(・ω´・ @)
0 Comments
Leave a Reply. |
mimi Fachriyahone of introvert girls who love sleeping, listening, reading and changmin. Archives
March 2022
Categories |