Hai, sudah lama banget saya tak menulis di sini! Meskipun banyak sekali yang ingin saya tulis, meskipun banyak cerita yang terlewatkan begitu saja, tapi semoga tulisan ini lebih bermanfaat daripada apa-apa yang telah saya lewatkan untuk ditulis. Pada kesempatan kali ini, saya akan mengulas sebuah film dari negeri sakura nun jauh di sana. Judulnya Ankoku Joshi. Sebelumnya saya sudah membaca novelnya yang berjudul sama, dan ditulis oleh Akiyoshi Rikako Sensei! Ankoku Joshi merupakan j-lit thriller pertama saya, yang benar-benar membuat saya jatuh hati sama Akiyoshi sensei! Saya memberikan seluruh bintang dari 5 bintang yang ada di goodreads. Saya juga mengulasnya sedikit di instagram, tapi tidak di blog. Saya suka banget novel ini!!! Sampai akhirnya saya pun harus meluapkan rasa suka pada novel ini ke filmnya. Sebelum nonton filmnya, saya nonton trailernya terlebih dahulu. Saya pikir, 'ya cukup menegangkan, tapi masih biasa aja sih'. Itu komentar saya setelah menonton trailernya. Dan satu lagi, saya kurang sreg sama Marie Iitoyo yang berperan sebagai Shiraishi Itsumi. Namun, sepertinya saya terlalu banyak menulis kata pengantarnya! Mari kita langsung masuk ulasan dari film Ankoku Joshi yang sebenarnya! ULASAN FILM ANKOKU JOSHI Shiraishi Itsumi, ketua klub sastra yang ditemukan tak bernyawa dengan bunga lili di tangannya. Kabarnya 5 dari anggota lain di klub sastra adalah pelakunya. Itsumi adalah anak kepala sekolah Santa Maria. Sekolah katolik di mana muridnya perempuan semua. Kecantikan Itsumi digambarkan bagaikan dewi, dia gadis yang periang, dan semua wanita iri sekaligus mengaguminya. Malam itu, kelima anggota klub sastra mengadakan pertemuan di salon─sebutan untuk ruangan yang menjadi basecamp klub sastra. Dalam pertemuan itu, Sayuri sebagai wakil Itsumi untuk memimpin jalannya pertemuan malam itu. Malam itu juga, seluruh anggota klub sastra diminta untuk membacakan cerita mereka masing-masing. Biasanya tak ada tema yang ditentukan, tapi malam itu temanya adalah 'Kematian Itsumi'. Saya menonton film ini di siang hari. Sengaja. Supaya enggak terlalu merasa horror. Hewhew. Adegan pertama diawali dengan pertemuan malam itu. Persis dengan novelnya. Suasana mencekamnya dapet banget. Menonton adegan demi adegan dalam film ini, membuat saya seolah kembali membaca novelnya. Sama persis. Saya seolah mengambil kepingan demi kepingan plot dalam novel dan langsung terinterpretasikan pada filmnya. Atau mungkin ada beberapa plot dalam novelnya yang terlewat? Entahlah saya tipe orang pelupa yang mudah lupa sama isi buku, apalagi novelnya sudah saya baca tahun lalu. Hehe. Setting dalam novel ini benar-benar keren! Terutama Salon-nya! Mirip banget sama apa yang digambarkan Akiyoshi Sensei pada novelnya. Salon yang berisi barang-barang klasik dari perancis, dengan kesan yang ellegant namun gelap dan sedikit mencekam. Perfect! Hanya saja, saya berpikir dapur yang ada di Salon─yang kerap kali digunakan Akane─ tidak sesuai dengan tema Salon. Malah saya juga berpikir ruangan salon dan dapur salon itu memang tempat yang berbeda. Menurut saya, jika memang benar itu dishoot di tempat yang berbeda. Harusnya dapur salon dibuat sedikit gelap, sehingga kesan yang didapatkan sama dengan ketika merasakan mencekamnya Salon. Padahal hampir di ujung film, dapur yang digunakan Sayuri lebih cocok menjadi dapur Salon. Kenapa Akane tidak menggunakan dapur yang sama seperti Sayuri? Entahlah! Awalnya saya sempat memandang sebelah mata, ketika menonton trailernya dan melihat Marie Iitoyo yang berperan sebagai Itsumi. Kalau dari kecantikan it's okay! But... saya pikir sometimes Itsumi like a devil. Dan saya pikir Marie enggak cocok. Apalagi rambut Marie dibuat pendek gitu. Enggak cocok sama cover novelnya yang berambut panjang. Tapi.... ternyata setelah menonton filmnya secara keseluruhan. Marie itu oke banget berperan sebagai Itsumi. Suka! Di antara semua artis yang berperan, saya suka banget sama Fumika yang berperan sebagia Sayuri. Aktingnya luar biasa. Kesan ellegant dan coolnya Sayuri juga dapet banget. Sayuri berambut panjang. Saya jadi berpikir, jangan-jangan yang ada di cover novel itu sebenarnya Sayuri bukan Itsumi? Bukan hanya Fumika dan Marie aja yang sukses memerankan tokoh dalam novel. Yang lainnya juga sukses banget menghidupkan karakter yang ada di novelnya. Saya kasih concern yang berlebih sama Tina yang berperan jadi gadis bulgaria, Diana. Saya enggak pernah berpikir kalau akting Tina─yang lebih saya kenal sebagai model─luar biasa banget! Entah berapa kali harus saya bilang, kalau film dan novelnya ini benar-benar sama. Juga sama-sama keren. Saat membaca novelnya, saya paling merasa horror ketika membaca cerita yang ditulis Takahashi Shiyou. Dan benar saja! Saat menonton filmnya, saya sempat kaget pada saat adegan Takahashi membacakan ceritanya! Kaaan..... Karena sudah membaca novelnya, saya enggak terjebak lagi sama plot twist ceritanya. Tapi saya tetap menanti dan menyimak ceritanya dengan baik. Karena ada beberapa plot yang juga saya lupakan, tapi saya masih ingat sama pelakunya. Overall, saya suka banget sama filmnya! Ini benar-benar film yang menghidupkan seluruh isi novel Ankoku Joshi!!!! Settingnya, Karakter Tokohnya, Plotnya. Semua benar-benar dihidupkan dari novelnya. Sukaaaa banget! Buat yang enggak suka baca novel thriller, nampaknya harus coba nonton filmnya! Kamu harus siap-siap dikerjain sama plot twistnya! 4,5 bintang untuk film Ankoku Joshi!!! Buat yang mau nonton filmnya bisa ke 👇 https://t.co/QkCA5MLcKL
0 Comments
Leave a Reply. |
mimi Fachriyahone of introvert girls who love sleeping, listening, reading and changmin. Archives
July 2021
Categories
All
Mimi's bookshelf: read
by Tere Liye
review saya http://mimichinori.weebly.com/review/buku-dikatakan-atau-tidak-dikatakan-itu-tetap-cinta-kumpulan-sajak
|